Banyak orang yang menganggap, bahwa : "Sillent Is Gold". Perumpamaan itu tidak salah sepenuhnya. Namun, coba Anda bayangkan.........bagaimana bila seandainya seluruh masyarakat di dunia ini menganut paham itu?
Perumpamaan itu memang menunjukkan maksud : "Lebih baik diam daripada berbicara/bertindak yang tidak-tidak atau omong kosong". Tapi, apakah benar seperti itu? Begitu banyaknya orang di dunia ini yang memilih diam ketika terjadi hal-hal besar di depan mata mereka........itukah yang diharapkan? Tidak ikut campur? Perubahan apakah yang terjadi ketika Anda memilih untuk diam?
Memang terlalu banyak bicara juga tidak baik, tapi bila berbicara untuk meyuarakan kebenaran hati nurani? menyuarakan Hak Asasi? menyuarakan aspirasi? Dilarangkah?
Diam yang dimaksud janganlah dijadikan alasan seseorang untuk mempertahankan egonya dengan tidak peduli dengan orang lain. Dengan alasan tidak mau banyak bicara, seseorang bisa dengan tenangnya menyatakan "Inilah bentuk ego saya" atau "Inilah prinsip saya dalam menjalani hidup", dan lainnya. Mereka tidak sadar, bahwa mereka hidup bersosialisasi. Bukan visualisasi diri yang nantinya tercipta, melainkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi hingga melahirkan perselisihan. Bahkan sebagian orang menganggap, bahwa diam itu sebagai bentuk pelarian diri dari rasa takut dan pengecut. Apakah itu yang diinginkan ?
Pada revisi Undang-Undang Dasar 1945 yang telah disahkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, dalam BAB XA Hak Asasi Manusia, Pasal 28E ayat (3), disebutkan bahwa Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Lalu pada Pasal 28F yang berbunyi : "Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia"
Jadi, jangan takut berbicara selama yang dibicarakan itu memang penting dan bermanfaat bagi khalayak. Berbicara untuk menghibur juga sah-sah saja, selama tidak menyakiti perasaan dan bersifat menyenangkan hati orang lain.
Manusia diciptakan Tuhan memiliki mulut untuk berbicara. Itu jelas harus kita syukuri. Seperti sebuah petikkan lagu d'Masiv : "Syukuri apa yang ada...hidup adalah anugerah....tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik...."
Jadi, tidak selamanya diam itu emas dan berbicara itu buruk, bukan? :)
~dPurple~
~dPurple~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar